Thursday, March 25, 2010

Rainy Area, Spooky Area. Puncak Highlands Buitenzorg - West Java


Perjalanan ini merupakan perjalanan kami yang entah keberapa kalinya, yang jelas liburan kali ini hanya untuk mengisi kegiatan liburan semester. Tujuan kami yaitu ke tempat wisata yang sudah tak asing lagi ditelinga masyarakat perkotaan seperti Jakarta, Kawasan Puncak Bogor. Yap, hawa yang masih segar dan hamparan perbukitan yang membentang sejauh kabut dingin menutupi jauh dari pandangan mata kami. Yang menghampar hanyalah warna hijau dengan kesegaran yang benar-benar alami.


Seperti yang sudah-sudah, setiap hendak melakukan perjalanan selalu kami rundingan bersama gank kami terlebih dahulu. Bersama yang lainnya aku menyusun planning perjalanan nanti, seperti rute perjalanan, bajet, dan kendaraannya. Biasanya kami rundingan sepulang dari kampus dan berkumpul di tempat kongkow-kongkow favorite, Kedai Weeks - Perum Malabar Tangerang. Ditempat inilah kami mencurahkan apa yang ada di benak. Dan 07 Februari 2010 menjadi tanggal perjalanan kami. Aku, Rommy, Firman, Neng, Tony, Luthfia, dan Dendy berangkat dengan mobil milik temannya Dendy yang sekaligus menjadi pengemudi perjalanan kami. Mang Jek, begitu kami memanggil dirinya.


Perjalanan berangkat dari Tangerang sekitar pukul 06.00 WIB, kami berangkat masuk lewat tol Jakarta – Merak, disambung mengambil jalur tol Jagorawi. Memasuki kawasan Bogor yang terlihat diluar hanya pegunungan yang membiru.


Mobil kami memasuki kawasan rest area yang berada disepanjang jalur tol hanya sekedar untuk buang air kecil. Cuaca kali ini cerah berawan meski pada bulan februari masih masuk ke dalam bulan penghujan. Cahaya matahari bersinar terik dicampur hawa dingin pegunungan. Tak mau berlama-lama di perjalanan kami bergegas melanjutkan perjalanan.


Memasuki jalan raya Puncak, dikiri kanan jalan banyak pedagang menjajakan Talas Bogor, salah satu oleh-oleh khas yang selalu dibawa dari tempat ini. Tak lama kemudian mobil kami telah sampai di pintu gerbang tempat rekreasi Taman Wisata Matahari yang menjadi tujuan pertama kami. Seperti umumnya tempat rekreasi yang pada hari libur selalu dipadati pengunjung, begitu pun di tempat ini. Disini kami berfantasi ria dengan berarung jeram, dan sekedari bersenda gurau bersama kawan di tepian sungai.


Sebelum meninggalkan tempat ini Neng dan Luthfia berbelanja makanan dengan kupon yang kami miliki, dengan kupon ini kami mendapatkan jajanan berupa kue-kue dengan harga yang sangat terjangkau. Sedangkan kami para lelaki hanya bisa menunggu mereka dengan sabar, meski ada sedikit rasa bosan. Dan sudah bisa ditebak, siapa yang akan me makan jajanan yang baru dibeli mereka setibanya mereka didalam mobil, tentu saja para lelakinya yang ikut membantu menghabiskan. Hehehehehe……..!!!!


Kami keluar dari areal Taman Wisata Matahari, tujuan kami selanjutnya adalah Masjid Raya At – Ta`awun yang berada di atas. Disepanjang perjalanan kami disuguhkan oleh pemandangan berupa perkebunan teh yang luas hijau membentang.


Tiba di Masjid Raya kami yang telah melaksanakan Shalat Dzuhur di Kawasan Rekreasi Matahari hanya duduk-duduk di sekeliling teras Masjid membiarkan mata ini lepas memandang dan mengagungi karya Yang Esa. Sementara bagi mereka yang belum menjalankan Shalat Dzuhur bergegas untuk menunaikan. Air di tempat ini begitu dingin, meski cuaca kala itu masih terik, tak membayangkan bagaimana jika malam hari. Di tempat ini kami bercengkerama dengan yang lainnya. Tak lupa juga digital camera yang selalu berada didalam tas Rommy ikut sibuk mengabadikan.


Meninggalkan Masjid Raya mobil kami beranjak kembali menuju dataran yang lebih tinggi lagi yang di tempat itu dijadikan landasan salah satu olahraga paralayang gantole atau parasut. Dari tempat ini kai dapat memandangi wilayah puncak secara takjub, jalur puncak seperti liukan ular jika dilihat dari atas, masjid Raya pun juga nampak dari tempat ini.kami Shalat Ashar secara bergantian di salah satu mushalla di tempat ini karena ukuran mushalanya yang begitu kecil yang hanya dapat menampung 4 orang.


Perjalanan pulang jalur Puncak begitu lancar, sebab arah berlawanan telah ditutup. Ditengah perjalanan kami diguyur hujan yang lumayan lebat, maka jadilah perjalanan balik kami diisi dengan tidur.


Kami istirahat di rest area Ciledug jalur tol Jakarta – Merak untuk menunaikan Shalat Maghrib yang hampir habis. Kemudian melanjutkan kembali perjalanan pulang menuju Kota Tangerang tercinta.